Bernyanyi tanpa bunyi...
Kukira aku sudah berlari, mencoba menjauh dari segala riuh. Sampai aku berhenti di tanah ini, berdiri menjejakkan kaki. Berpijak pada sebuah ruang di mana aku seharusnya berada. "Akhirnya aku menemukan udaraku kembali."
Kukira aku sudah aman. Aku pun masuk. Lantas mencoba bersuara dalam rangkai kata. Namun nyatanya, aku seolah masih di dunia yang sama, udara yang sama, menghirup aroma napas yang sama. Sebab nyatanya aku tidak benar-benar jauh dan menjauh dari riuh keadaan sebelumnya. Mereka, masih ada 'mereka' yang menghantuiku di mana-mana ...
Kukira aku sudah sunyi. Nyatanya, dunia masih mengirim mereka untuk sama bernyanyi tanpa bunyi.
Kukira tak perlu lagi pura-pura, dan kukira sebaiknya aku sudahi saja yang kira-kira. Apa boleh buat, sebab kukira mereka sama terkejutnya mendapatiku menerjunkan diri di sini.
___kukira publik selain 'kita' tidak akan mengerti. Tenang saja, waktu akan membuatnya mengerti...
Kukira aku sudah aman. Aku pun masuk. Lantas mencoba bersuara dalam rangkai kata. Namun nyatanya, aku seolah masih di dunia yang sama, udara yang sama, menghirup aroma napas yang sama. Sebab nyatanya aku tidak benar-benar jauh dan menjauh dari riuh keadaan sebelumnya. Mereka, masih ada 'mereka' yang menghantuiku di mana-mana ...
Kukira aku sudah sunyi. Nyatanya, dunia masih mengirim mereka untuk sama bernyanyi tanpa bunyi.
Kukira tak perlu lagi pura-pura, dan kukira sebaiknya aku sudahi saja yang kira-kira. Apa boleh buat, sebab kukira mereka sama terkejutnya mendapatiku menerjunkan diri di sini.
___kukira publik selain 'kita' tidak akan mengerti. Tenang saja, waktu akan membuatnya mengerti...
Komentar
Posting Komentar